BAB I
PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan
alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada
anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya sesuai untuk pertumbuhan bayi yang
bisa berubah sesuai dengan kebutuhan pada setiap saat, ASI juga mengandung zat
pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi.Pemberian
ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi
hubungan batin ibu dan anak serta perkembangan jiwa si anak, selain itu
pemberian ASI ekslusif jg dapat menjarangkan jarak kelahiran dan lebih
ekonomis.
Keunggulan Air Susu Ibu (ASI)
memang sudah lama diyakini dan dibuktikan baik oleh para peneliti, tenaga
kesehatan maupun para ibu-ibu yang menyusui dan bayi mereka masing-masing yang
mengkonsumsi ASI. WHO (Badan Kesehatan Dunia) sendiri telah secara resmi
merekomendasikan bahwa ASI diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama
kehidupan seorang bayi, pada saat usia 6 bulan mulai diberikan makanan
pendamping ASI yang berkualitas dan pemberian ASI diteruskan hingga bayi
berusia 2 tahun atau lebih.
Sebagai gambaran data pemberian ASI
berdasarkan SDKI 2007, Angka Cakupan ASI Ekslusif 6 bulan di Indonesia hanya
32,3% (SDKI 2007), masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38%. Sementara itu,
saat ini jumlah bayi di bawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari
16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (SDKI 2007).
Hal ini semakin menegaskan perlunya
dan pentingnya pemberian ASI bagi seorang bayi, terutama bayi prematur. Sayang
sekali, karena satu dan lain hal banyak wanita yang tidak dapat menyusui
bayinya, namun karena mengakui keunggulan ASI dan ingin menghindari berbagai
macam masalah kesehatan dan tumbuh kembang bayi dan anak yang terkait dengan
penggunaan susu formula, maka para wanita tersebut tetap ingin memberikan ASI
kepada bayi-bayi mereka. Di sisi lain, beberapa ibu mempunyai produksi dan
simpanan ASI perah yang berlebih, sehingga sayang untuk dibuang dan mereka
memilih untuk mendonorkan ASI perah tersebut. WHO sendiri telah menetapkan
protokol pemberian asupan bagi bayi sesuai dengan urutannya sebagai berikut:
(1) ASI langsung dari ibunya, (2) ASI perah dari ibunya, (3) ASI donor dari ibu
lain, dan (4) susu formula.
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan
alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada
anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya yang sesuai untuk pertumbuhan
bayi, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai
penyakit infeksi.Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar
biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak. Selain itu menyusui
dapat menjarangan kelahiran, belum lagi
keuntungan ekonomis.
2.1.1 Manfaat ASI
secara umum
2.1.1.2 Bayi cerdas
sehat dan memiliki EQ yang baik
Jika tidak ada suatu masalah
khusus, ASI semakin di minum akan semakin bertambah banyak, jadi tidak perlu
merasa kuatir kekurangan. ASI selalu mempunyai suhu standarnya, tingkat
kesegaran yang prima dan bebas bakteri, serta mudah dicerna.ASI mengandung
berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu, memberi perlindungan
terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. Bayi yang minum ASI
dibanding dengan bayi yang minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit
bermacam penyakit akut maupun kronis. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi
dengan otomatis merubah komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap
masa pertumbuhan bayi. ASI tidak mengandung jenis protein dari benda lainnya,
bisa mengurangi kemungkinan yang mengakibatkan bayi terkena alergi.ASI
mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi,
uji klinis telah membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQ-nya
(Intellegencia Quotient) lebih tinggi. Melalui proses menyusui, pendekatan
intim antara bayi dan ibu, lebih mudah menumbuhkan EQ bayi dalam kepercayaan
diri sendiri maupun orang lain.
2.1.1.3 Ibu sehat cantik dan ceria
Ibu yang menyusui setelah
melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah
darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga
lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang menyusui bisa
menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat tubuh
sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah, menyebabkan
ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah menstruasi, pada
masa ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar
rencana.Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan
tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah
masa menopause.Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena
kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang
menyusui tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika
pergi bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu,
bukankah bisa menjadi seorang ibu yang santai dan gembira.
2.1.1.4 Meringankan beban pengeluaran keluarga
ASI tersedia secara alamiah, ibu
hanya perlu menguasai gizi yang seimbang dan cukup, tidak perlu kuatir
kekurangan. Minum ASI bisa menghemat pengeluaran tambahan tiap bulan untuk
membeli susu, tidak perlu beli botol susu dan alat untuk mensterilkan. Lagi
pula bayi yang minum ASI daya tahan tubuhnya lebih kuat, dan jarang menimbulkan
efek alergi pada tubuh, sehingga jarang sakit dan mengurangi pengeluaran biaya
pengobatan.
2.1.1.5 Menyayangi bumi, menyukseskan perlindungan
alam
ASI bersuhu alami segar bebas
bakteri, maka tak perlu dipanaskan dan disteril, bisa mengurangi pemborosan
bahan bakar, lagi pula untuk memenuhi kebutuhan susu bubuk yang berlebihan,
dunia kita membutuhkan berapa alam hijau, bahkan menebang pohon pelindung
hutan, untuk memelihara sapi perah yang lebih banyak? Melepaskan susu bubuk dan
menggunakan ASI, bisa menghemat berapa banyak sampah botol dan kaleng susu yang
dibuang? Jika setiap wanita setelah melahirkan mau menyusui dengan ASI selama 1
tahun, tentunya akan menghemat berapa banyak pembalut wanita?
2.1.2 Aspek-aspek ASI dalam tumbuh kembang anak
2.1.2.1 Aspek gizi ASI dalam tumbuh kembang anak
Asi mengandung semua zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak, mencegah
teIjadinya keadaan gizi salah (marasmus, kelebihan makan dan obesitas). Problem
kesulitan pemberian makanan bayi jauh lebih sedikit daripada bayi yang mendapat
formula buatan.Selain ASI juga mengandung zat-zat yang dapat melindungi bayi
terhadap penyakit infeksi seperti diare.
2.1.2.2 Aspek kesehatan
(gastrointestinal, imunologis) pada tumbuh kembang bayi dan anak serta
manfaatnya.
Penyebab gagal tumbuh pada kelainan
gastrointestinal adalah kurangnya masukan kalori, kehilangan kalori terlalu
banyak akibat muntah, gangguan pencernaan dan penyerapan (maldgesti dan
malabsorsbi), dan diare kronik.
Manfaat ASI pada kelainan
gastrointestinal terutama disebabkan adanya faktor peningkatan pertumbuhan sel
usus (intestian cell growth promoting factor), faktor-faktor perlindungan
berupa zat-zat imumologi atau anti infeksi sehingga vili dinding usus cepat
mengalami penyembuhan (setelah rusak karena diare), diare cepat berhenti
akibatnya pertumbuhan dan perkembangan anak kembali normal seperti semula
2.1.3
Air Susu Ibu dalam Mencegah Penyakit
ASI
merupakan komponen yang esensial bagi kelangsungan hidup anak dan tumbuh
kembang anak. ASI telah terbukti sangat bermanfaat dalam mencegah berbagai
penyakit seperti:
Ø Infeksi
saluran cerna baik akut maupun kronik
Ø Infeksi saluran cerna lainnya
Ø Infeksi
saluran nafas
Ø Mengandoog
anti-virus dan anti-bakteri
Ø faktor anti-parasit
2.1.4 Faktor Protektif
yang Terdapat di Dalam ASI
2.1.4.1
Epidernlal Growth Factor (EGF)
EGF merupakan komponen terbanyak
dati faktor pertumbuhan yang terdapat dalam ASI yang mempunyai efek terhadap
proliferasi dan diferensiasi dari epitel sel usus.
2.1.4.2.
Faktor-Faktor Kekebalan yang Terdapat pada ASI
Jenis faktor
kekebalan
|
Khasiat nya
|
|
|
Menghambat
pertumbuhan bakteri pathogen
|
|
Anti-Stafilokok
|
Menghambat
pertumbuhan staphylokok
|
|
IgA
sekresi dan Ig lainnya
|
Melindungi
tubuh terhadap infeksi saluran makanan dan saluran pencernaan
|
|
C3
dan C4
|
mempunyai
daya opsonik, kemotaktik dan anafilatoksik
|
|
Lisozym
|
Menghancurkan
sel dinding bakteri
|
|
Laktoperoksidase
|
Membunuh
streptokok
|
|
Sel
darah putih (lekosit)
|
Fagositosis,
mengahasilkan SigA , C3 dan C4dan laktp ferrin
|
|
Latoferin
|
Membunuh
kuman dengan jalan merubah ion zat besi (Fe)
|
2.1.4.2.1
Faktor pertumbuhan laktobasilus bifidus
Laktobasilus bifidus cepat tumbuh dan berkembang biak
dalam saluran perncernaan bayi yang
mendapat ASI karena ASI mengandung polisakarida yangberikatan dengan nitrogen,
yang tidak terdapat dalam susu formula. Kuman ini akan mengubah laktosa yang
banyak terdapat dalam ASI menjadi asam laktat dan asam asetat dan situasi yang
asam daripada cairan usus ini akan menghambat pertumbuhan E.coli, jenis kuman
yang paling sering menyebabkan diare pada bayi.
v Laktoferrin
Laktoferin adalah protein yang terikat
dengan zat besi. Khasiat laktoferin adalah menghambat pertumbuhan stapilokok
dan E.coli dengan cara mengikat zat besi sehingga kuman tidak mendapat zat besi
yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhamtya. Laktoferin juga terbukti
menghambat pertumbuhan jamur kandida.
v Lisozym
Khasiat lisozym adalah memecah dinding bakteri. Kadar dalam ASI
adalah 300 kali kadar dalam susu sapi.
v Komplemen
C3 dan C4
Walaupun terdapat dalam jumlah kecil di dalam ASI ia mempunyai
daya opsonik, kemotaktik dan anagilatoksik. Komplemen ini diaktifkan oleh IgA
dan IgE yang ada dalam ASI.
v Imunitas
humoral
Secara elektroforetik, kromatografik dan radio immuno assay
telah terbukti bahwa ASI terutama kolostrum mengandung imunoglobulin SIgA.SIgA
ini tahan terhadap enzym proteolitik dalam saluran cerna dan membentuk lapisan
dipermukaan mukosa usus sehingga mencegah bakteri patogen dan enterovirus untuk
masuk.
v Imunitas
selular
ASI mengandung sel. Sembilan puluh persen sel dalam ASI terdiri
dari makrofag.Fungsi makrofag adalah membunuh dan memfagositosis
mokro-organisme, membentuk C3 dan C4 serta lisozim dan laktoferin.Sepuluh
persen lagi terdiri dari limfosit T dan B.
2.2
Donor ASI
Meski masih kontroversi, donor
ASI harus dipandang sebagai hal yang sangat positif untuk membantu bayi yang
tidak beruntung.Donor ASI juga bisa menyelamatkan generasi mendatang.Donor ASI
itu bisa untuk menyelamatkan bayi-bayi yang memerlukan.Ada yang buat bayi
sakit, atau bayi yang ibunya meninggal, atau yang dirawat di rumah sakit, atau
untuk bayi premature.
2.2.1
Dalam aspek kesehatan tidak diperbolehkan seorang ibu mendonorkan ASI nya pada
kasus
2.2.1.1
HIV/AIDS
Walaupun penelitian terbaru yang dilakukan telah menemukan bahwa apabila seorang ibu yang positif HIV menyusui secara eksklusif bayinya selama 6 bulan, maka justru akan menurunkan resiko penularan terhadap bayinya, namun dalam hal berbagi ASI, seorang ibu yang positif HIV tidak dianjurkan untuk mendonorkan ASI (kekhawatiran terhadap resiko penularan serta efek sampingan dan terapi pengobatan yang sedang dijalankan). Di luar negeri, ASI donor secara rutin dipanaskan dengan metode flash heating, karena virus HIV dapat di non-aktifkan dengan memanaskan ASI pada suhu derajat yang tinggi. Flash heating dapat juga dilakukan di rumah.
2.2.1.2
Hepatitis B dan C
Secara teori, memang ada kemungkin resiko penularan virus
Hepatitis B dan C, tetapi ini hanya akan terjadi apabila ASI yang didonorkan
terkontaminasi oleh darah seorang ibu yang menderita penyakit tersebut
(kontaminasi darah dalam ASI yang disebabkan, misalnya, oleh putting
luka/lecet)
2.2.1.3
TBC
Resiko penularan TBC melalui ASI donor hampir tidak ada, kecuali apabila ibu yang mendonorkan ASI menderita infeksi TBC yang memang terlokalisasi di daerah payudara, kasus yang sangat jarang terjadi. Resiko penularan TBC pada seorang bayi yang sedang menyusu akan terjadi ketika ibunya yang terinfeksi dengan penyakit tersebut bernafas atau batuk tepat di muka bayinya, sehingga partikel-partikel TBC akan terhirup langsung oleh bayi. Penularan tidak terjadi melalui ASI.
2.2.1.4
CMV
(cytomegalovirus) dan HTLV (human T lymphotropic virus)
Seorang ibu yang terinfeksi dengan CMV, maka ada kemungkinan ASI-nya juga mengadung virus tersebut sehingga timbul resiko penularan terhadap bayinya. Namun demikian, karena manfaat pemberian ASI jauh melebihi resiko penularan itu sendiri (resiko penularannya tergolong kecil), dan karena ASI mengadung zat-zat antibodi yang melindungi terhadap penyakit CMV, maka ibu yang terinfeksi CMV tetap dianjurkan untuk terus menyusui bayiny. Untuk donor ASI, ibu yang terinfeksi dengan CMV tidak dianjurkan untuk menyumbangkan ASI-nya.
Seorang ibu yang terinfeksi dengan CMV, maka ada kemungkinan ASI-nya juga mengadung virus tersebut sehingga timbul resiko penularan terhadap bayinya. Namun demikian, karena manfaat pemberian ASI jauh melebihi resiko penularan itu sendiri (resiko penularannya tergolong kecil), dan karena ASI mengadung zat-zat antibodi yang melindungi terhadap penyakit CMV, maka ibu yang terinfeksi CMV tetap dianjurkan untuk terus menyusui bayiny. Untuk donor ASI, ibu yang terinfeksi dengan CMV tidak dianjurkan untuk menyumbangkan ASI-nya.
Sama dengan kasus seorang ibu yang menderita penyakit HIV/AIDS
dan CMV, seorang ibu yang terinfeksi HTLV juga tidak disarankan untuk
menyumbangkan ASI-nya. Namun demikian, HTLV-1 (dan seluruh sel-selnya) akan
musnah dalam jangka waktu 20 menit dengan memanaskan pada suhu 56°C (atau dalam
jangka waktu 10 menit pada suhu 56°C), atau membekukan pada suhu -20°C selama
12 jam.
2.2.1.5
Rokok,
Narkoba dan Alkohol
Penting
untuk mengetahui apakah ibu yang mendonorkan ASI adalah seorang perokok, sering
mengkonsumsi alkohol (kurang dari 1 gelas per hari biasanya dianggap aman –
tetapi alkohol dapat menyebabkan gangguan tidur pada bayi), dan mengkonsumsi
kafein dalam jumlah yang besar (lebih dari 1-2 cangkir perhari – dapat
menyebabkan bayi menjadi rewel).Penggunaan seluruh jenis narkotika dan
obat-obatan terlarang adalah tidak aman.
2.2.1.6
Obat-obatan
Sebagian besar obat-obatan yang dijual secara bebas maupun yang diresepkan oleh dokter adalah tergolong aman, dan daftar obat-obatan yang termasuk tidak aman bagi seorang ibu yang menyusui sangat pendek. Contoh obat-obatan yang aman termasuk antibiotika, obat asma, tiroid dan anti-depresan.
Sebagian besar obat-obatan yang dijual secara bebas maupun yang diresepkan oleh dokter adalah tergolong aman, dan daftar obat-obatan yang termasuk tidak aman bagi seorang ibu yang menyusui sangat pendek. Contoh obat-obatan yang aman termasuk antibiotika, obat asma, tiroid dan anti-depresan.
2.2.2
Donor ASI dalam Hukum Islam
Memang dalam hal donor ASI, yang
seringkali menjadi bahan perdebatan bagi kalangan muslim adalah apakah bayi
yang menerima donor ASI akan otomatis menjadi saudara sepersusuan dengan bayi
yang ibunya mendonorkan ASI tersebut.
2.2.2.1
Berbagi
ASI – Otomatis Menjadi Saudara Sepersusuan
Ada sebagian golongan yang menyatakan
bahwa apabila seorang bayi minum ASI dari ibu lain, baik secara langsung (dari
payudara) atau tidak (dengan ASI perah), maka secara MUTLAK bayi tersebut akan
menjadi saudara sepersusuan dengan bayi ibu yang mendonorkan ASI tersebut
(apabila kedua bayi tersebut berlainan jenis, perempuan dan laki-laki, maka di
kemudian hari dilarang untuk menikah). Dalam hal ini, sudut pandangan yang
diambil adalah bahwa dengan minum 3 tegukan ASI (langsung dari payudara ataupun
ASI perah), maka kedua bayi tersebut sudah otomatis menjadi saudara sepersusuan
karena pertimbangan cairan ASI yang sudah masuk ke dalam tubuh bayi penerima
donor.
2.2.2.2
Berbagi
ASI – Tidak Otomatis Menjadi Saudara Sepersusuan
Menurut Dr. Yusuf Qardhawi dalam
Fatwa-Fatwa Kontemporer (Gema Insani Press), tidak semudah itu seorang bayi
yang menyusu pada ibu lain menjadi saudara sepersusuan dengan bayi ibu
tersebut. Syarat utama adalah apabila seorang bayi yang disusui oleh ibu lain,
maka hal tersebut menimbulkan “…rasa keibuan yang menyerupai rasa keibuan
karena nasab, yang menumbuhkan rasa kekanakan (sebagai anak), persaudaraan
(sesusuan), dan kekerabatan-kekerabatan lainnya.” Kemudian, diterangkan pula
bahwa, “”Adapun sifat penyusuan yang mengharamkan (perkawinan) hanyalah yang
menyusu dengan cara menghisap tetek wanita yang menyusui dengan
mulutnya.”Sehingga menurut pandangan Dr. Yusuf Qardhawi, bayi yang mendapatkan
donor ASI dari ibu lain, yaitu ASI perah dan bukan menyusu langsung pada ibu
donor tersebut, maka TIDAK akan menjadi saudara sepersusuan dengan bayi si ibu
pendonor.
2.2.2.3
Hubungan
Anak dengan Ibu Susu dan Saudara Sepersusuan
ASI adalah filtrasi darah ibu
sehingga ASI bisa menjadi pembawa sifat. Maka dari itulah ada hukum yang
menyebutkan ibu susu dengan anak yang mendapatkan susu dari dirinya, hukumnya
sama seperti halnya ibu dengan anak kandung. Begitu juga, anak-anak si ibu susu
menjadi saudara sepersusuan anak tersebut.”Antara ibu susu dengan anak yang
mendapat susu darinya jatuh hukum Tahrim (haram kawin-Red.) kepada mereka, tak
terkecuali kepada saudara sepersusuan mereka,” (makalah Hj. Nur Endah Nizar
Lc., fungsionaris Nahdatul Ulama (NU) Jatim yang juga anggota DPRD Jatim,
dengan judul *Keutamaan Air Susu Ibu (ASI) Ditinjau dari Syariat Agama Islam
dan Kesehatan*), karena:
2.2.2.3.1.1.1
kegiatan
menyusui anak akan selalu timbul hubungan batin
Ibu yang menyusui dan bayi atau anak yang menerima ASI, akan mendapatkan
hubungan yakni hubungan batin dalam bentuk kasih sayang. Sekalipun anak yang disusukan
itu bukan anak kandung.
2.2.2.3.1.1.2
Jika seorang anak
disusukan wanita yang bukan ibu kandungnya, otomatis dia akan menjadi ibunya.
Oleh sebab itu berlaku Tahrim sebagaimana sabda Rasullah SAW, “Bahwa menyusukan
menyebabkan tahrim, sama seperti tahrimnya melahirkan, atau pengharaman sebab
kelahiran.” (HR Muslim).Sekalipun begitu, antara ibu susu, anak yang disusukan,
dan saudara sepersusuan bisa tidak timbul hukum Tahrim, jika :
ü Pemberian
ASI melalui jarum suntik. Maksudnya, secara tak langsung; diperah dulu lalu
diberikan lewat botol susu atau sendok;
ü ASI
diencerkan, dikentalkan, dibekukan, atau dibuat bahan makanan terlebih dulu
sebelum dikonsumsi;
ü ASI
dicampur air, obat, minyak, dan atau sebaliknya;
ü ASI
dicampur ke dalam makanan anak, dan atau sebaliknya;
ü ASI
ibu yang satu telah dicampur dengan ASI ibu lain baru kemudian diminumkan pada
anak.
2.2.3
Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
1. Makanan.
2. Ketenangan
jiwa dan pikiran.
3. Penggunaan
alat kontrasepsi.
4. Perawatan
payudara.
5. Anatomis
payudara.
6. Faktor
fisiologi.
7. Pola
istirahat.
8. Faktor
isapan anak atau frekuensi penyusuan.
9. Faktor
obat-obatan.
10. Berat
lahir bayi.
11. Umur
kehamilan saat melahirkan.
12. Konsumsi
rokok dan alkohol
BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
Rasanya tidak ada yang menyangkal bahwa
air susu ibu atau ASI merupakan makanan ideal bagi bayi yang tidak tergantikan
oleh susu formula. Komposisi nutrien yang terkandung di dalam ASI sangat tepat
dan ideal untuk tumbuh kembang bayi, selain juga memenuhi kebutuhan dasar anak
akan kasih sayang dan stimulasi.
Namun, karena satu dan lain hal, tak
sedikit para ibu yang tidak dapat menyusui bayinya, terutama bayi prematur,
karena produksi ASI belum maksimal. Di lain pihak, banyak para ibu yang
memiliki ASI berlimpah sehingga sayang untuk dibuang dan
memilih
untuk mendonorkannya.
3.2 Saran
Dari segi kesehatan, sebelum berbagi ASI
perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya penularan penyakit.Karena itu,
sebelum mendonorkan ASI-nya, seseorang perlu melakukan skrining ada tidaknya
penyakit, seperti hepatitis, HIV/AIDS, atau TBC.Para ibu yang menderita
penyakit tersebut dilarang untuk mendonorkan ASI.
Daftar
pustaka
file:///C:/Users/user/Downloads/Air_susu_ibu.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/data%20asi.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/Donor%20ASI%20%E2%80%93%20Aman%20Ngga%20Ya.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/Donor.ASI.dari.Sudut.Pandang.Islam.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/index.php.htm