Jumat, 01 Maret 2013

Donor ASI pada bayi





BAB I
PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya sesuai untuk pertumbuhan bayi yang bisa berubah sesuai dengan kebutuhan pada setiap saat, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi.Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak serta perkembangan jiwa si anak, selain itu pemberian ASI ekslusif jg dapat menjarangkan jarak kelahiran dan lebih ekonomis.
Keunggulan Air Susu Ibu (ASI) memang sudah lama diyakini dan dibuktikan baik oleh para peneliti, tenaga kesehatan maupun para ibu-ibu yang menyusui dan bayi mereka masing-masing yang mengkonsumsi ASI. WHO (Badan Kesehatan Dunia) sendiri telah secara resmi merekomendasikan bahwa ASI diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan seorang bayi, pada saat usia 6 bulan mulai diberikan makanan pendamping ASI yang berkualitas dan pemberian ASI diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.
Sebagai gambaran data pemberian ASI berdasarkan SDKI 2007, Angka Cakupan ASI Ekslusif 6 bulan di Indonesia hanya 32,3% (SDKI 2007), masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38%. Sementara itu, saat ini jumlah bayi di bawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (SDKI 2007).
Hal ini semakin menegaskan perlunya dan pentingnya pemberian ASI bagi seorang bayi, terutama bayi prematur. Sayang sekali, karena satu dan lain hal banyak wanita yang tidak dapat menyusui bayinya, namun karena mengakui keunggulan ASI dan ingin menghindari berbagai macam masalah kesehatan dan tumbuh kembang bayi dan anak yang terkait dengan penggunaan susu formula, maka para wanita tersebut tetap ingin memberikan ASI kepada bayi-bayi mereka. Di sisi lain, beberapa ibu mempunyai produksi dan simpanan ASI perah yang berlebih, sehingga sayang untuk dibuang dan mereka memilih untuk mendonorkan ASI perah tersebut. WHO sendiri telah menetapkan protokol pemberian asupan bagi bayi sesuai dengan urutannya sebagai berikut: (1) ASI langsung dari ibunya, (2) ASI perah dari ibunya, (3) ASI donor dari ibu lain, dan (4) susu formula.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya yang sesuai untuk pertumbuhan bayi, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi.Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak. Selain itu menyusui dapat  menjarangan kelahiran, belum lagi keuntungan ekonomis.
2.1.1 Manfaat ASI secara umum
2.1.1.2 Bayi cerdas sehat dan memiliki EQ yang baik
Jika tidak ada suatu masalah khusus, ASI semakin di minum akan semakin bertambah banyak, jadi tidak perlu merasa kuatir kekurangan. ASI selalu mempunyai suhu standarnya, tingkat kesegaran yang prima dan bebas bakteri, serta mudah dicerna.ASI mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu, memberi perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi yang minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi dengan otomatis merubah komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan bayi. ASI tidak mengandung jenis protein dari benda lainnya, bisa mengurangi kemungkinan yang mengakibatkan bayi terkena alergi.ASI mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi, uji klinis telah membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQ-nya (Intellegencia Quotient) lebih tinggi. Melalui proses menyusui, pendekatan intim antara bayi dan ibu, lebih mudah menumbuhkan EQ bayi dalam kepercayaan diri sendiri maupun orang lain.
2.1.1.3 Ibu sehat cantik dan ceria
Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah, menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah menstruasi, pada masa ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar rencana.Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah masa menopause.Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang menyusui tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika pergi bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu, bukankah bisa menjadi seorang ibu yang santai dan gembira.

2.1.1.4 Meringankan beban pengeluaran keluarga
ASI tersedia secara alamiah, ibu hanya perlu menguasai gizi yang seimbang dan cukup, tidak perlu kuatir kekurangan. Minum ASI bisa menghemat pengeluaran tambahan tiap bulan untuk membeli susu, tidak perlu beli botol susu dan alat untuk mensterilkan. Lagi pula bayi yang minum ASI daya tahan tubuhnya lebih kuat, dan jarang menimbulkan efek alergi pada tubuh, sehingga jarang sakit dan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan.
2.1.1.5 Menyayangi bumi, menyukseskan perlindungan alam
ASI bersuhu alami segar bebas bakteri, maka tak perlu dipanaskan dan disteril, bisa mengurangi pemborosan bahan bakar, lagi pula untuk memenuhi kebutuhan susu bubuk yang berlebihan, dunia kita membutuhkan berapa alam hijau, bahkan menebang pohon pelindung hutan, untuk memelihara sapi perah yang lebih banyak? Melepaskan susu bubuk dan menggunakan ASI, bisa menghemat berapa banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang? Jika setiap wanita setelah melahirkan mau menyusui dengan ASI selama 1 tahun, tentunya akan menghemat berapa banyak pembalut wanita?
2.1.2 Aspek-aspek ASI dalam tumbuh kembang anak
2.1.2.1 Aspek gizi ASI dalam tumbuh kembang anak
Asi mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak, mencegah teIjadinya keadaan gizi salah (marasmus, kelebihan makan dan obesitas). Problem kesulitan pemberian makanan bayi jauh lebih sedikit daripada bayi yang mendapat formula buatan.Selain ASI juga mengandung zat-zat yang dapat melindungi bayi terhadap penyakit infeksi seperti diare.
2.1.2.2 Aspek kesehatan (gastrointestinal, imunologis) pada tumbuh kembang bayi dan anak serta manfaatnya.
Penyebab gagal tumbuh pada kelainan gastrointestinal adalah kurangnya masukan kalori, kehilangan kalori terlalu banyak akibat muntah, gangguan pencernaan dan penyerapan (maldgesti dan malabsorsbi), dan diare kronik.
Manfaat ASI pada kelainan gastrointestinal terutama disebabkan adanya faktor peningkatan pertumbuhan sel usus (intestian cell growth promoting factor), faktor-faktor perlindungan berupa zat-zat imumologi atau anti infeksi sehingga vili dinding usus cepat mengalami penyembuhan (setelah rusak karena diare), diare cepat berhenti akibatnya pertumbuhan dan perkembangan anak kembali normal seperti semula
2.1.3 Air Susu Ibu dalam Mencegah Penyakit
            ASI merupakan komponen yang esensial bagi kelangsungan hidup anak dan tumbuh kembang anak. ASI telah terbukti sangat bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit seperti:
Ø  Infeksi saluran cerna baik akut maupun kronik
Ø   Infeksi saluran cerna lainnya
Ø  Infeksi saluran nafas
Ø  Mengandoog anti-virus dan anti-bakteri
Ø   faktor anti-parasit

2.1.4 Faktor Protektif yang Terdapat di Dalam ASI
2.1.4.1 Epidernlal Growth Factor (EGF)
EGF merupakan komponen terbanyak dati faktor pertumbuhan yang terdapat dalam ASI yang mempunyai efek terhadap proliferasi dan diferensiasi dari epitel sel usus.
2.1.4.2. Faktor-Faktor Kekebalan yang Terdapat pada ASI
Jenis faktor kekebalan
Khasiat nya
LLactobacillus bifidus
Menghambat pertumbuhan bakteri pathogen
Anti-Stafilokok
Menghambat pertumbuhan staphylokok
IgA sekresi dan Ig lainnya
Melindungi tubuh terhadap infeksi saluran makanan dan saluran pencernaan
C3 dan C4
mempunyai daya opsonik, kemotaktik dan anafilatoksik
Lisozym
Menghancurkan sel dinding bakteri
Laktoperoksidase
Membunuh streptokok
Sel darah putih (lekosit)
Fagositosis, mengahasilkan SigA , C3 dan C4dan laktp ferrin
Latoferin
Membunuh kuman dengan jalan merubah ion zat besi (Fe)

2.1.4.2.1 Faktor pertumbuhan laktobasilus bifidus
            Laktobasilus bifidus cepat tumbuh dan berkembang biak dalam  saluran perncernaan bayi yang mendapat ASI karena ASI mengandung polisakarida yangberikatan dengan nitrogen, yang tidak terdapat dalam susu formula. Kuman ini akan mengubah laktosa yang banyak terdapat dalam ASI menjadi asam laktat dan asam asetat dan situasi yang asam daripada cairan usus ini akan menghambat pertumbuhan E.coli, jenis kuman yang paling sering menyebabkan diare pada bayi.
v  Laktoferrin
        Laktoferin adalah protein yang terikat dengan zat besi. Khasiat laktoferin adalah menghambat pertumbuhan stapilokok dan E.coli dengan cara mengikat zat besi sehingga kuman tidak mendapat zat besi yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhamtya. Laktoferin juga terbukti menghambat pertumbuhan jamur kandida.
v  Lisozym
      Khasiat lisozym adalah memecah dinding bakteri. Kadar dalam ASI adalah 300 kali kadar dalam susu sapi.
v  Komplemen C3 dan C4
      Walaupun terdapat dalam jumlah kecil di dalam ASI ia mempunyai daya opsonik, kemotaktik dan anagilatoksik. Komplemen ini diaktifkan oleh IgA dan IgE yang ada dalam ASI.
v  Imunitas humoral
      Secara elektroforetik, kromatografik dan radio immuno assay telah terbukti bahwa ASI terutama kolostrum mengandung imunoglobulin SIgA.SIgA ini tahan terhadap enzym proteolitik dalam saluran cerna dan membentuk lapisan dipermukaan mukosa usus sehingga mencegah bakteri patogen dan enterovirus untuk masuk.
v  Imunitas selular
      ASI mengandung sel. Sembilan puluh persen sel dalam ASI terdiri dari makrofag.Fungsi makrofag adalah membunuh dan memfagositosis mokro-organisme, membentuk C3 dan C4 serta lisozim dan laktoferin.Sepuluh persen lagi terdiri dari limfosit T dan B.

2.2 Donor ASI
                  Meski masih kontroversi, donor ASI harus dipandang sebagai hal yang sangat positif untuk membantu bayi yang tidak beruntung.Donor ASI juga bisa menyelamatkan generasi mendatang.Donor ASI itu bisa untuk menyelamatkan bayi-bayi yang memerlukan.Ada yang buat bayi sakit, atau bayi yang ibunya meninggal, atau yang dirawat di rumah sakit, atau untuk bayi premature.

2.2.1 Dalam aspek kesehatan tidak diperbolehkan seorang ibu mendonorkan ASI nya pada kasus
2.2.1.1              HIV/AIDS
           
Walaupun penelitian terbaru yang dilakukan telah menemukan bahwa apabila seorang ibu yang positif HIV menyusui secara eksklusif bayinya selama 6 bulan, maka justru akan
menurunkan resiko penularan terhadap bayinya, namun dalam hal berbagi ASI, seorang ibu yang positif HIV tidak dianjurkan untuk mendonorkan ASI (kekhawatiran terhadap resiko penularan serta efek sampingan dan terapi pengobatan yang sedang dijalankan). Di luar negeri, ASI donor secara rutin dipanaskan dengan metode flash heating, karena virus HIV dapat di non-aktifkan dengan memanaskan ASI pada suhu derajat yang tinggi. Flash heating dapat juga dilakukan di rumah.

2.2.1.2               Hepatitis B dan C
      Secara teori, memang ada kemungkin resiko penularan virus Hepatitis B dan C, tetapi ini hanya akan terjadi apabila ASI yang didonorkan terkontaminasi oleh darah seorang ibu yang menderita penyakit tersebut (kontaminasi darah dalam ASI yang disebabkan, misalnya, oleh putting luka/lecet)
2.2.1.3           TBC

Resiko penularan TBC melalui ASI donor hampir tidak ada, kecuali apabila ibu yang mendonorkan ASI menderita infeksi TBC yang memang terlokalisasi di daerah payudara, kasus yang sangat jarang terjadi. Resiko penularan TBC pada seorang bayi yang sedang menyusu akan terjadi ketika ibunya yang terinfeksi dengan penyakit tersebut bernafas atau batuk tepat di muka bayinya, sehingga partikel-partikel TBC akan terhirup langsung oleh bayi. Penularan tidak terjadi melalui ASI.

2.2.1.4        CMV (cytomegalovirus) dan HTLV (human T lymphotropic virus)
Seorang ibu yang terinfeksi dengan CMV, maka ada kemungkinan ASI-nya juga mengadung virus tersebut sehingga timbul resiko penularan terhadap bayinya. Namun demikian, karena manfaat pemberian ASI jauh melebihi resiko penularan itu sendiri (resiko penularannya tergolong kecil), dan karena ASI mengadung zat-zat antibodi yang melindungi terhadap penyakit CMV, maka ibu yang terinfeksi CMV tetap dianjurkan untuk terus menyusui bayiny. Untuk donor ASI, ibu yang terinfeksi dengan CMV tidak dianjurkan untuk menyumbangkan ASI-nya.
      Sama dengan kasus seorang ibu yang menderita penyakit HIV/AIDS dan CMV, seorang ibu yang terinfeksi HTLV juga tidak disarankan untuk menyumbangkan ASI-nya. Namun demikian, HTLV-1 (dan seluruh sel-selnya) akan musnah dalam jangka waktu 20 menit dengan memanaskan pada suhu 56°C (atau dalam jangka waktu 10 menit pada suhu 56°C), atau membekukan pada suhu -20°C selama 12 jam.
2.2.1.5              Rokok, Narkoba dan Alkohol
Penting untuk mengetahui apakah ibu yang mendonorkan ASI adalah seorang perokok, sering mengkonsumsi alkohol (kurang dari 1 gelas per hari biasanya dianggap aman – tetapi alkohol dapat menyebabkan gangguan tidur pada bayi), dan mengkonsumsi kafein dalam jumlah yang besar (lebih dari 1-2 cangkir perhari – dapat menyebabkan bayi menjadi rewel).Penggunaan seluruh jenis narkotika dan obat-obatan terlarang adalah tidak aman.

2.2.1.6   Obat-obatan
Sebagian besar obat-obatan yang dijual secara bebas maupun yang diresepkan oleh dokter adalah tergolong aman, dan daftar obat-obatan yang termasuk tidak aman bagi seorang ibu yang menyusui sangat pendek. Contoh obat-obatan yang aman termasuk antibiotika, obat asma, tiroid dan anti-depresan.

2.2.2 Donor ASI dalam Hukum Islam
            Memang dalam hal donor ASI, yang seringkali menjadi bahan perdebatan bagi kalangan muslim adalah apakah bayi yang menerima donor ASI akan otomatis menjadi saudara sepersusuan dengan bayi yang ibunya mendonorkan ASI tersebut.

2.2.2.1        Berbagi ASI – Otomatis Menjadi Saudara Sepersusuan
      Ada sebagian golongan yang menyatakan bahwa apabila seorang bayi minum ASI dari ibu lain, baik secara langsung (dari payudara) atau tidak (dengan ASI perah), maka secara MUTLAK bayi tersebut akan menjadi saudara sepersusuan dengan bayi ibu yang mendonorkan ASI tersebut (apabila kedua bayi tersebut berlainan jenis, perempuan dan laki-laki, maka di kemudian hari dilarang untuk menikah). Dalam hal ini, sudut pandangan yang diambil adalah bahwa dengan minum 3 tegukan ASI (langsung dari payudara ataupun ASI perah), maka kedua bayi tersebut sudah otomatis menjadi saudara sepersusuan karena pertimbangan cairan ASI yang sudah masuk ke dalam tubuh bayi penerima donor.

2.2.2.2        Berbagi ASI – Tidak Otomatis Menjadi Saudara Sepersusuan
           Menurut Dr. Yusuf Qardhawi dalam Fatwa-Fatwa Kontemporer (Gema Insani Press), tidak semudah itu seorang bayi yang menyusu pada ibu lain menjadi saudara sepersusuan dengan bayi ibu tersebut. Syarat utama adalah apabila seorang bayi yang disusui oleh ibu lain, maka hal tersebut menimbulkan “…rasa keibuan yang menyerupai rasa keibuan karena nasab, yang menumbuhkan rasa kekanakan (sebagai anak), persaudaraan (sesusuan), dan kekerabatan-kekerabatan lainnya.” Kemudian, diterangkan pula bahwa, “”Adapun sifat penyusuan yang mengharamkan (perkawinan) hanyalah yang menyusu dengan cara menghisap tetek wanita yang menyusui dengan mulutnya.”Sehingga menurut pandangan Dr. Yusuf Qardhawi, bayi yang mendapatkan donor ASI dari ibu lain, yaitu ASI perah dan bukan menyusu langsung pada ibu donor tersebut, maka TIDAK akan menjadi saudara sepersusuan dengan bayi si ibu pendonor.

2.2.2.3        Hubungan Anak dengan Ibu Susu dan Saudara Sepersusuan
           ASI adalah filtrasi darah ibu sehingga ASI bisa menjadi pembawa sifat. Maka dari itulah ada hukum yang menyebutkan ibu susu dengan anak yang mendapatkan susu dari dirinya, hukumnya sama seperti halnya ibu dengan anak kandung. Begitu juga, anak-anak si ibu susu menjadi saudara sepersusuan anak tersebut.”Antara ibu susu dengan anak yang mendapat susu darinya jatuh hukum Tahrim (haram kawin-Red.) kepada mereka, tak terkecuali kepada saudara sepersusuan mereka,” (makalah Hj. Nur Endah Nizar Lc., fungsionaris Nahdatul Ulama (NU) Jatim yang juga anggota DPRD Jatim, dengan judul *Keutamaan Air Susu Ibu (ASI) Ditinjau dari Syariat Agama Islam dan Kesehatan*), karena:

2.2.2.3.1.1.1                 kegiatan menyusui anak akan selalu timbul hubungan batin Ibu yang menyusui dan bayi atau anak yang menerima ASI, akan mendapatkan hubungan yakni hubungan batin dalam bentuk kasih sayang. Sekalipun anak yang disusukan itu bukan anak kandung.

2.2.2.3.1.1.2                 Jika seorang anak disusukan wanita yang bukan ibu kandungnya, otomatis dia akan menjadi ibunya. Oleh sebab itu berlaku Tahrim sebagaimana sabda Rasullah SAW, “Bahwa menyusukan menyebabkan tahrim, sama seperti tahrimnya melahirkan, atau pengharaman sebab kelahiran.” (HR Muslim).Sekalipun begitu, antara ibu susu, anak yang disusukan, dan saudara sepersusuan bisa tidak timbul hukum Tahrim, jika :
ü  Pemberian ASI melalui jarum suntik. Maksudnya, secara tak langsung; diperah dulu lalu diberikan lewat botol susu atau sendok;
ü  ASI diencerkan, dikentalkan, dibekukan, atau dibuat bahan makanan terlebih dulu sebelum dikonsumsi;
ü  ASI dicampur air, obat, minyak, dan atau sebaliknya;
ü  ASI dicampur ke dalam makanan anak, dan atau sebaliknya;
ü  ASI ibu yang satu telah dicampur dengan ASI ibu lain baru kemudian diminumkan pada anak.

2.2.3 Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
1.      Makanan.
2.      Ketenangan jiwa dan pikiran.
3.      Penggunaan alat kontrasepsi.
4.      Perawatan payudara.
5.      Anatomis payudara.
6.      Faktor fisiologi.
7.      Pola istirahat.
8.      Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan.
9.      Faktor obat-obatan.
10.  Berat lahir bayi.
11.  Umur kehamilan saat melahirkan.
12.  Konsumsi rokok dan alkohol



BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
        Rasanya tidak ada yang menyangkal bahwa air susu ibu atau ASI merupakan makanan ideal bagi bayi yang tidak tergantikan oleh susu formula. Komposisi nutrien yang terkandung di dalam ASI sangat tepat dan ideal untuk tumbuh kembang bayi, selain juga memenuhi kebutuhan dasar anak akan kasih sayang dan stimulasi.
        Namun, karena satu dan lain hal, tak sedikit para ibu yang tidak dapat menyusui bayinya, terutama bayi prematur, karena produksi ASI belum maksimal. Di lain pihak, banyak para ibu yang memiliki ASI berlimpah sehingga sayang untuk dibuang dan
memilih untuk mendonorkannya.

3.2 Saran
      Dari segi kesehatan, sebelum berbagi ASI perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya penularan penyakit.Karena itu, sebelum mendonorkan ASI-nya, seseorang perlu melakukan skrining ada tidaknya penyakit, seperti hepatitis, HIV/AIDS, atau TBC.Para ibu yang menderita penyakit tersebut dilarang untuk mendonorkan ASI.


Daftar pustaka

file:///C:/Users/user/Downloads/Air_susu_ibu.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/data%20asi.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/Donor%20ASI%20%E2%80%93%20Aman%20Ngga%20Ya.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/Donor.ASI.dari.Sudut.Pandang.Islam.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/index.php.htm