Kamis, 09 Mei 2013

Kontrasepsi Pil Kb

Kontrasepsi Pil Kb




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli dengan bebas.      
            Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi yang lain. Pil mengakibatkan perlunya tenaga pelayanan lebih banyak dibandingkan IUD, sehingga merupakan beban yang berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karena itu perlu pelayanan yang diatur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat sendiri. Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan-keluhan yang ditemukan (Sastrawinata, 2000).
Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen dan progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua hormon ini bekerja menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah.    Angka keberhasilan memakai pil dibilang hampi selalu efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, tidak semua wanita tidak boleh memilih pil, jika mengidap tumor yang dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang lain. Yang  perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila mengidap darah tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang. Oleh karena obat dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi akseptor. Pilihan pil KB sering ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping estrogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala, air tertahan dalam tubuh dan nyeri payudara. Sedangkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur, nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit dan kemungkinan payudara mengecil (Nadesul, 2007).

B. Rumusan Masalah 
1. Apakah definisi kontrasepsi pil KB ?        
2. Apa saja jenis-jenis dari pil KB ?   
3. Apa kelemahan dan kelebihan menggunakan pil KB ?     
4. Apa efek samping dari pil KB ?    
5. Apa kontra indikasi dari pil KB ?  
6. Bagaimana cara penggunaan pil KB ?
7. Bagaimana Cara kerja Pil KB ?     

C. Tujuan       
1. Untuk mengetahui definisi kontrasepsi dengan pil KB.    
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari pil KB. 
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan menggunakan pil KB.        
4. Untuk mengetahui efek samping dari pil KB.       
5. Untuk mengetahui kontra indikasi dari pil KB.     
6. Untuk mengetahui cara penggunaan pil KB.         


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi
            Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah.
            Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000). 

B. Jenis-jenis  
            Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pil.      
            Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi, terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB/kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.   
            Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :     
a. Kemasan 28 hari     
            7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari.

b. Kemasan 21 hari    
            Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.


2. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensial      
            Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.   

3. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil mini          
            Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid. 

Contoh pil mini, yaitu :          
a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.  
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat. 

4. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)         
            Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.           

5. Once A Moth Pill   
            Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.     
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain :       
1. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.    
2. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya tersedia di India. 

C. Kelemahan dan Kelebihan
• Pil oral kombinasi    
Kelemahan :               
1. Mahal         
2. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan meningkatkan kegagalan. 
3. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”. 
4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbutason dan antibiotik tertentu).        
5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.
6. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa tidak enak di payudara, sakit kepala, mengurangi ASI, berat badan meningkat, jerawat, perubahan mood, pusing, serta retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun bisa berbahaya khususnya buat perokok.     

Kelebihan :     
1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.    
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.      
4. Mudah digunakan. 
5. Mudah dihentikan setiap saat.       
6. Mengurangi perdarahan saat haid. 
7. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.          
8. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.         
9. Mengurangi insidens kista ovarium.          
10.Mengurangi insidens tumor jinak mammae.         
11.Mengurangi karsinoma endometrium.      
12.Mengurangi infeksi radang panggul.        
13.Mengurangi osteoporosis. 
14.Mengurangi rheumatoid artritis.   
15.Mengurangi kehamilan ektopik.    
• Pil Mini        
Kelebihan:      
1. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.     
2. Tidak mempengaruhi air susu ibu. 
3. Nyaman, mudah digunakan.          
4. Tidak mengganggu hubungan seksual.      

Kelemahan :   
1. Mahal.        
2. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
3. “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak
    teratur.        
4. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).
5. Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan  berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat, hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.
6. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan. 
7. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.(Sarifuddin, 2006)           

D. Efek Samping       
Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa gejala-gejala subjektif dan objektif. Gejala-gejala subyektif, yaitu :        
1. Mual/muntah (terutama tiga bulan pertama).         
2 Sakit kepala ringan, migraine.         
3. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).         
4. Tidak ada haid.      
5. Sukar untuk tidak lupa.      
6. Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis.          
7. Nafsu makan bertambah.   
8. Cepat lelah .           
9. Mudah tersinggung, depresi.         
10. Libido bertambah/berkurang.       

Gejala-gejala obyektif, yaitu :
1. Sedikit meningkatkan berat badan.           
2. Tekanan darah meninggi.   
3. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting, perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak), terutama bila lupa menelan pil atau terlambat menelan pil.        
4. Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma.
5. Keputihan (flour albus).     
6. Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas Air Susu Ibu (ASI).      
7. Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah tinggi terutama pada usia > 35 tahun.
            Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan gejala sampingan yang ringan dan yang sering ditemukan adalah :
a. Mual/muntah          
            Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat berulang pad silkus berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini kan menghilang bila penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah masih berlangsung terus maka harus difikirkan tentang kemungkinan kehamilan serta sebab-sebab lainnya. Biloa sebab-sebab lainnya telah disingkirkan dan mula/muntah berlangsung terus, sebaiknya diganti dengan cara lain.
b. Pusing, sakit kepala
            Kadang-kadang keluhan ini dirasakan oleh karena kecemasan menggunkan pil kontrasepsi, bahkan keluhan dapat dirasakan pada tablet inaktif diminum. Hal ini agaknya serupa dengan premenstrual headache. Migraine kemudian akan menyembuh atau kadang-kadang malah menghebat. Harus difikirkan kemungkinan thrombosis cerebri bila migraine timbul secra tiba-tiba dan hebat atau nyeri kepala yang hebat.
c. Nyeri/tegang pada buah dada        
            Pada siklus pertama buah dada dapat teras nyeri/ tegang tetapi gejala ini segera menghilang pada siklus berikutnya. 
d. Hyperpigmentasi/choasma 
            Hyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai pil kontrasepsi terutama mereka yang berdiam didaerah yang bnayak mendapat sinar matahari. Hanya dengan mengentikan penggunaan pil kontrasepsi ini, gejala akan menghilang lambat laun.
e. Kulit berminyak, acne        
            Acne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang mengandung progestogen yang bersifat androgenik. Dengan mengganti dengan pil yang mengandung progestogen yang tidak bersifat androgenik akan mengurangi gejala ini.         
f. Keputihan/ fluor albus        
Seperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan monilia lebih besar. Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik dari progestogen yang dipergunakan serta perubahan Ph dan flora vagina. Bila setelah pengobatan belum sembuh, sebaiknya penggunaan pil kontrasepsi dihentikan dan diganti dengan cara lain sampai gejala-gejala menghilang.
g. Penambahan berat badan   
            Dalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan sampai kurang lebih 1 kilogram. Ini disebabkan oleh retensi cairan atau akibat perubahan metabolik yang terjadi. Penambahan berat badab lebih dari 4 kg harus diawasi dan bila tidak dapat diatur dengan diet, sebaiknya pil dihentikan dan diganti dengan cara lain.

h. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi       
            Pada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi akan berkurang. Kadang-kadang terjadi breakthrough bleeding atau spotting pada waktu penggnaan pil kontrasepsi. Gejala-gejala ini akan menghilang dengan sendirinya, tetapi bila masih terdapat, sebaiknya pil diganti dengan yang mengandung estrogen lebih tinggi. Harus pula disingkirkan kemungkinan-kemungkinan penyebab lainnya terutama pada akseptor yang telah lama.       
            Amenorrhoe atau missed (silent menstruation) dapat terjadi pada beberapa kasus. Bila terjadi selama dua siklus berturut-turut, haruslah diperiksa terhadap kemungkinan adanya kehamilan. Setelah kehamilan disingkarkan dan ternyata setelah tiga siklus, menstruasi belum juga terjadi maka sebaiknya pil kontrasepsi dihentikan sampai menstruasi kembali sperti semula. Smentara ini dianjurkan untuk memakai cara kontrasepsi yang lian.        
            Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil berhenti atau diikuti pula dengan galactorrhoe. Pada kasus-kasus demikian fertilitas akan kembali dengan sendirinya setelah beberapa waktu atau dapat pula diberikan clomiphen citrat. Bila dengan cara ini masih belum berhasil dapat pula dicoba dengan human menopausal gonadotrophin.

            Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :
1. Metabolisme karbohidrat   
            Pil dapat menimbulkan GTT yang abnormal pada kurang lebih 40 % akseptor. Oleh karena itu penderita DM yang menggunakan pil kontrasepsi harus diawasi dengan baik.        
2. Kelenjar thyroid     
            Oleh pengaruh estrogen dalam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan thyroksin binding globulin dan protein bound iodine.
3. Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi           
            Pada beberapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada umumnya tidak menunjukan terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan clomiphen bila perlu dapat dicoba.   
4. Pengaruh terhadap persalinan kemudian   
            Kelainan kongenital tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan pil kontrasekpsi sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Pada beberapa penyelidikan dikemukakan kemungkinan terjadinya carcinoma vaginae pada anak di kemudian hari bila pil terus dimakan dalam keadaan hamil.
5. Pengaruh terhadap laktasi  
            Estrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan memperpendek masa laktasi, tetapi dengan dosisrendah pengsruh ini dapat dikurangi. Sebaliknya mini pil yang hanya mengandung progestrogen tidak mempengaruhi laktasi.  
6. Kardiovaskuler       
            Beberapa penyelidik terutama dari Amerika dan Inggris melaporkan bahwa thrombophlebitis disertai atau tidak disertai dengan emboli paru-paru serta thrombosis cerebral meninggi pada pemakai pil kontrasepsi. Kemungkinan ini lebih besar pada akseptor dengan umur tua obesitas dan perokok. Dinegara-negara yang sedang berkembang, kematian oleh kehamilan dan persalinan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kematian oleh thromboemboli.
7. Tumor ganas           
            Tidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan keganasan pada alat-alat genital. Bila ditemukan keganasan, pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Diduga pil kontrasepsi mengurangi insidens tumor mammae yang jinak. Penagruh carcinogenik pada Ca mammae belum diketahui dengan jelas. Sebagian, estrogen meberikan pengaruh yang buruk pada Ca mammae pada masa premenopause, tetapi pada masa postmenpause malah dapat menimbulkan regresi Ca mammae tersebut.  
8. Icterus        
            Pil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang pernah menderita chronic idiopathic jaundice dan pruritus generalisata yang terjadi berulang-ulang selama kehamilan. Penderita yang pernah mengalami virus hepatitis sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar telah normal kembali.          
9. Hypertensi  
            Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil kontrasepsi. Hypertensi sendiri bukan merupakan kontraindikasi absolut, tetapi pengawasan tekanan darah ahrus dilakukan lebih teliti. Bila tensi naik melebihi 160 mmHg sistolik dan 105 mmHg diastolik, harus diberikan oengobatan terhadap hypertensinya atau pil kontrasepsi lain. Gejala hypertensi sering timbul pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami hypertensi selama kehamilan atau terdapat riwayat hypertensi dalam keluarga. 
10. Depresi     
            Pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan perasaannya(mood) selama siklus menstruasi. Kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi pada pemakai pil kontrasepsi. Bila ini terjadi, pil kontrasepsi dapat dihentikan dan diganti dengan cara kontrasepsi yang lain.



11.Libido           
 Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita. Ini disebabkan pengaruh steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi hamil. Biasanya frekuensi coitus menurun setelah ovulasi, tetapi dengan pil kontrasepsi perubahan ini tidak tampak. Kadang-kadang sekali terdapat wanita yang mengeluh libidonya berkurang dan dalam hal ini sebaiknya pil oral dihentikan (Sastrawinata, 2000).          
E. Kontra Indikasi     
            Kontra indikasi dari penggunaan berbagai jenis pil KB adalah sebagai berikut :
1. Kehamilan, 
2. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae,      
3. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen,         
4. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas,          
5. Faal hepar yang terganggu,
6. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.     
            Selain itu, indikasi untuk memilih pil kontrasepsi dengan dosis estrogen yang lebih tnggi (misalnya sequential), adalah :   
• Siklus yang sangan tidak teratur,    
• Acne,           
• Depresi premenstruil.           
            Dalam keadaan lain seperti laktasi dan adanya riwayat keluarga dengan penyakit thromboemboli, sebaiknya dipilih mini pil (Sastrawinata, 2000).
Kontra indikasi setiap jenis pil berbeda-beda. Kontra indikasi untuk absolut pil oral kombinasi, yaitu tromboplebitis atau tromboemboli, sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, serta tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.         
            Kontra indikasi untuk relatif pil oral kombinasi, yaitu sakit kepala (migrain), disfungsi jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varices, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis selama kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, serta kolitis ulseratif. 
            Kontraindikasi pil mini, yaitu wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, ada riwayat kehamilan ektopik, diketahui atau dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif, benjolan di payudara atau dicurigai kanker payudara, gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata), serta ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas (Saifuddin, dkk. 2000).

F. Cara Penggunaan   
Panduan cara penggunaan pil KB adalah sebagai berikut : (Saifuddin, 2006)
1. Pil Kombinasi         
a. Petunjuk Umum     
            Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum :
1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.          
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.      
3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.  
4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari   yang ada pada kemasan.           
5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.  
6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan yang baru.          
7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.   
8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.          
9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.          
10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
           
b. Aturan Pil Lupa     
            Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).       

c. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui          
            Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode barier.
d. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui        
            Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum dan aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien tentang berbagai metode kontrasepsi.         

2. Pil Sequential         
            Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14–16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5–7 hari terakhir.      

3. Mini Pil atau Pil Progestin 
a. Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil Progestin    
            Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid (tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:
1. Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.   
2. Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti dengan mini pil.    
3. Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).          
            Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila : 
1. Diduga tidak terjadi kehamilan.    
2. Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).   
3. Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).          

Selain itu, mini pil dapat digunakan saat :     
1. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya, apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.           
2. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil. Pil dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.        

b. Cara Minum Mini Pil atau Pil Progestin    
Di bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu: 
1. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.  
2. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.         
3. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali.        
4. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.        
5. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.    
6. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
7. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.           
8. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan pertama).
9. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke pelayanan kesehatan.   
10. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (termasuk HBV dan HIV/AIDS) atau lupa minum pil. 

c. Aturan Pil Lupa      
Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:   
1. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat dan gunakan metode barier selama 48 jam.    
2. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan gunakan metode barier sampai akhir bulan.           

d. Hal yang Perlu Disampaikan pada Pasien 
Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:   
1. Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama. Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu kesehatan.           
2. Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing, ataupun nyeri payudara.    
3. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi obat-obatan tuberkulosis ataupun epilepsi.          
4. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid, kemungkinan terjadi kehamilan.
5. Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.      
6. Masalah penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, kemungkinan terjadi hipertensi atau masalah vaskuler. 
7. Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di atas.


BAB III         
    PENUTUP 


A. Kesimpulan           
1. Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral.  
2. Jenis-jenis dari pil KB ada 5, yaitu pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill, minipill, pil sekuenseal, once a month pill, dan morning after pill.
3. Penggunaan pil KB jenis pil oral kombinasi          
Kelemahan :   
a. Mahal         
b. Penggunaan pil harus diminum setiap hari   
c. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”. 
d. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbutason dan antibiotik tertentu).           
e. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.    
Kelebihan:      
a. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
b. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.    
c. Tidak mengganggu hubungan seksual.      
d. Mudah digunakan. 
e. Mudah dihentikan setiap saat.       

Penggunaan Pil Mini  
Kelebihan :     
a. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.     
b. Tidak mempengaruhi air susu ibu. 
c. Nyaman, mudah digunakan.          
d. Tidak mengganggu hubungan seksual.      

Kelemahan :   
a. Mahal.        
b. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
c. “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.  
d. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).           

4. Efek samping dari pil KB yaitu menimbulkan gejala subjektif dan objektif, serta akan menimbulkan mual/muntah, pusing, tegang pada payudara, chloasma, kulit berminyak, jerawat, keputihan, penambahan berat badan, dan gangguan pada menstruasi,
5. Kontra indikasi dari pil KB, yaitu :           
a. Kehamilan, 
b. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae,      
c. Adanya neoplasma yang dipengaryhi oleh estrogen,         
d. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas,          
e. Faal hepar yang terganggu,
f. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.     

6. Cara penggunaan pil KB yaitu pil ditelan setiap hari secara teratur, dianjurkan agar menelan pil pada malam hari (sebelum tidur, pada saat makan malam). Bila satu pil aktif lupa, maka segera telan setelah ingat.   

B. Saran         
Sebaiknya pil KB diminum menjelang tidur setiap hari sehingga resiko lupa dapat diperkecil karena salah satu faktor keberhasilan dalam penggunaan pil KB adalah kedisiplinan untuk meminum pil KB.  

DAFTAR PUSTAKA

Notoadmojo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT.Rineka Cipta. Jakarta
Saifuddin. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Praworohardjo
Sundquist. 2000. Kontrasepsi : Apa Yang Terbaik Bagi Anda. Arcan. Jakarta.
Wiknjosastro. 2006. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Jakarta
Wiryo. 2001. Gema Prima Perilaku. (Online). Tersedia : http//www.tempo.co.id

 

Jumat, 01 Maret 2013

Donor ASI pada bayi





BAB I
PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya sesuai untuk pertumbuhan bayi yang bisa berubah sesuai dengan kebutuhan pada setiap saat, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi.Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak serta perkembangan jiwa si anak, selain itu pemberian ASI ekslusif jg dapat menjarangkan jarak kelahiran dan lebih ekonomis.
Keunggulan Air Susu Ibu (ASI) memang sudah lama diyakini dan dibuktikan baik oleh para peneliti, tenaga kesehatan maupun para ibu-ibu yang menyusui dan bayi mereka masing-masing yang mengkonsumsi ASI. WHO (Badan Kesehatan Dunia) sendiri telah secara resmi merekomendasikan bahwa ASI diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan seorang bayi, pada saat usia 6 bulan mulai diberikan makanan pendamping ASI yang berkualitas dan pemberian ASI diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.
Sebagai gambaran data pemberian ASI berdasarkan SDKI 2007, Angka Cakupan ASI Ekslusif 6 bulan di Indonesia hanya 32,3% (SDKI 2007), masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38%. Sementara itu, saat ini jumlah bayi di bawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007 (SDKI 2007).
Hal ini semakin menegaskan perlunya dan pentingnya pemberian ASI bagi seorang bayi, terutama bayi prematur. Sayang sekali, karena satu dan lain hal banyak wanita yang tidak dapat menyusui bayinya, namun karena mengakui keunggulan ASI dan ingin menghindari berbagai macam masalah kesehatan dan tumbuh kembang bayi dan anak yang terkait dengan penggunaan susu formula, maka para wanita tersebut tetap ingin memberikan ASI kepada bayi-bayi mereka. Di sisi lain, beberapa ibu mempunyai produksi dan simpanan ASI perah yang berlebih, sehingga sayang untuk dibuang dan mereka memilih untuk mendonorkan ASI perah tersebut. WHO sendiri telah menetapkan protokol pemberian asupan bagi bayi sesuai dengan urutannya sebagai berikut: (1) ASI langsung dari ibunya, (2) ASI perah dari ibunya, (3) ASI donor dari ibu lain, dan (4) susu formula.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya yang sesuai untuk pertumbuhan bayi, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi.Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak. Selain itu menyusui dapat  menjarangan kelahiran, belum lagi keuntungan ekonomis.
2.1.1 Manfaat ASI secara umum
2.1.1.2 Bayi cerdas sehat dan memiliki EQ yang baik
Jika tidak ada suatu masalah khusus, ASI semakin di minum akan semakin bertambah banyak, jadi tidak perlu merasa kuatir kekurangan. ASI selalu mempunyai suhu standarnya, tingkat kesegaran yang prima dan bebas bakteri, serta mudah dicerna.ASI mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu, memberi perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi yang minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi dengan otomatis merubah komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan bayi. ASI tidak mengandung jenis protein dari benda lainnya, bisa mengurangi kemungkinan yang mengakibatkan bayi terkena alergi.ASI mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi, uji klinis telah membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQ-nya (Intellegencia Quotient) lebih tinggi. Melalui proses menyusui, pendekatan intim antara bayi dan ibu, lebih mudah menumbuhkan EQ bayi dalam kepercayaan diri sendiri maupun orang lain.
2.1.1.3 Ibu sehat cantik dan ceria
Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah, menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah menstruasi, pada masa ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar rencana.Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah masa menopause.Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang menyusui tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika pergi bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu, bukankah bisa menjadi seorang ibu yang santai dan gembira.

2.1.1.4 Meringankan beban pengeluaran keluarga
ASI tersedia secara alamiah, ibu hanya perlu menguasai gizi yang seimbang dan cukup, tidak perlu kuatir kekurangan. Minum ASI bisa menghemat pengeluaran tambahan tiap bulan untuk membeli susu, tidak perlu beli botol susu dan alat untuk mensterilkan. Lagi pula bayi yang minum ASI daya tahan tubuhnya lebih kuat, dan jarang menimbulkan efek alergi pada tubuh, sehingga jarang sakit dan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan.
2.1.1.5 Menyayangi bumi, menyukseskan perlindungan alam
ASI bersuhu alami segar bebas bakteri, maka tak perlu dipanaskan dan disteril, bisa mengurangi pemborosan bahan bakar, lagi pula untuk memenuhi kebutuhan susu bubuk yang berlebihan, dunia kita membutuhkan berapa alam hijau, bahkan menebang pohon pelindung hutan, untuk memelihara sapi perah yang lebih banyak? Melepaskan susu bubuk dan menggunakan ASI, bisa menghemat berapa banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang? Jika setiap wanita setelah melahirkan mau menyusui dengan ASI selama 1 tahun, tentunya akan menghemat berapa banyak pembalut wanita?
2.1.2 Aspek-aspek ASI dalam tumbuh kembang anak
2.1.2.1 Aspek gizi ASI dalam tumbuh kembang anak
Asi mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak, mencegah teIjadinya keadaan gizi salah (marasmus, kelebihan makan dan obesitas). Problem kesulitan pemberian makanan bayi jauh lebih sedikit daripada bayi yang mendapat formula buatan.Selain ASI juga mengandung zat-zat yang dapat melindungi bayi terhadap penyakit infeksi seperti diare.
2.1.2.2 Aspek kesehatan (gastrointestinal, imunologis) pada tumbuh kembang bayi dan anak serta manfaatnya.
Penyebab gagal tumbuh pada kelainan gastrointestinal adalah kurangnya masukan kalori, kehilangan kalori terlalu banyak akibat muntah, gangguan pencernaan dan penyerapan (maldgesti dan malabsorsbi), dan diare kronik.
Manfaat ASI pada kelainan gastrointestinal terutama disebabkan adanya faktor peningkatan pertumbuhan sel usus (intestian cell growth promoting factor), faktor-faktor perlindungan berupa zat-zat imumologi atau anti infeksi sehingga vili dinding usus cepat mengalami penyembuhan (setelah rusak karena diare), diare cepat berhenti akibatnya pertumbuhan dan perkembangan anak kembali normal seperti semula
2.1.3 Air Susu Ibu dalam Mencegah Penyakit
            ASI merupakan komponen yang esensial bagi kelangsungan hidup anak dan tumbuh kembang anak. ASI telah terbukti sangat bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit seperti:
Ø  Infeksi saluran cerna baik akut maupun kronik
Ø   Infeksi saluran cerna lainnya
Ø  Infeksi saluran nafas
Ø  Mengandoog anti-virus dan anti-bakteri
Ø   faktor anti-parasit

2.1.4 Faktor Protektif yang Terdapat di Dalam ASI
2.1.4.1 Epidernlal Growth Factor (EGF)
EGF merupakan komponen terbanyak dati faktor pertumbuhan yang terdapat dalam ASI yang mempunyai efek terhadap proliferasi dan diferensiasi dari epitel sel usus.
2.1.4.2. Faktor-Faktor Kekebalan yang Terdapat pada ASI
Jenis faktor kekebalan
Khasiat nya
LLactobacillus bifidus
Menghambat pertumbuhan bakteri pathogen
Anti-Stafilokok
Menghambat pertumbuhan staphylokok
IgA sekresi dan Ig lainnya
Melindungi tubuh terhadap infeksi saluran makanan dan saluran pencernaan
C3 dan C4
mempunyai daya opsonik, kemotaktik dan anafilatoksik
Lisozym
Menghancurkan sel dinding bakteri
Laktoperoksidase
Membunuh streptokok
Sel darah putih (lekosit)
Fagositosis, mengahasilkan SigA , C3 dan C4dan laktp ferrin
Latoferin
Membunuh kuman dengan jalan merubah ion zat besi (Fe)

2.1.4.2.1 Faktor pertumbuhan laktobasilus bifidus
            Laktobasilus bifidus cepat tumbuh dan berkembang biak dalam  saluran perncernaan bayi yang mendapat ASI karena ASI mengandung polisakarida yangberikatan dengan nitrogen, yang tidak terdapat dalam susu formula. Kuman ini akan mengubah laktosa yang banyak terdapat dalam ASI menjadi asam laktat dan asam asetat dan situasi yang asam daripada cairan usus ini akan menghambat pertumbuhan E.coli, jenis kuman yang paling sering menyebabkan diare pada bayi.
v  Laktoferrin
        Laktoferin adalah protein yang terikat dengan zat besi. Khasiat laktoferin adalah menghambat pertumbuhan stapilokok dan E.coli dengan cara mengikat zat besi sehingga kuman tidak mendapat zat besi yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhamtya. Laktoferin juga terbukti menghambat pertumbuhan jamur kandida.
v  Lisozym
      Khasiat lisozym adalah memecah dinding bakteri. Kadar dalam ASI adalah 300 kali kadar dalam susu sapi.
v  Komplemen C3 dan C4
      Walaupun terdapat dalam jumlah kecil di dalam ASI ia mempunyai daya opsonik, kemotaktik dan anagilatoksik. Komplemen ini diaktifkan oleh IgA dan IgE yang ada dalam ASI.
v  Imunitas humoral
      Secara elektroforetik, kromatografik dan radio immuno assay telah terbukti bahwa ASI terutama kolostrum mengandung imunoglobulin SIgA.SIgA ini tahan terhadap enzym proteolitik dalam saluran cerna dan membentuk lapisan dipermukaan mukosa usus sehingga mencegah bakteri patogen dan enterovirus untuk masuk.
v  Imunitas selular
      ASI mengandung sel. Sembilan puluh persen sel dalam ASI terdiri dari makrofag.Fungsi makrofag adalah membunuh dan memfagositosis mokro-organisme, membentuk C3 dan C4 serta lisozim dan laktoferin.Sepuluh persen lagi terdiri dari limfosit T dan B.

2.2 Donor ASI
                  Meski masih kontroversi, donor ASI harus dipandang sebagai hal yang sangat positif untuk membantu bayi yang tidak beruntung.Donor ASI juga bisa menyelamatkan generasi mendatang.Donor ASI itu bisa untuk menyelamatkan bayi-bayi yang memerlukan.Ada yang buat bayi sakit, atau bayi yang ibunya meninggal, atau yang dirawat di rumah sakit, atau untuk bayi premature.

2.2.1 Dalam aspek kesehatan tidak diperbolehkan seorang ibu mendonorkan ASI nya pada kasus
2.2.1.1              HIV/AIDS
           
Walaupun penelitian terbaru yang dilakukan telah menemukan bahwa apabila seorang ibu yang positif HIV menyusui secara eksklusif bayinya selama 6 bulan, maka justru akan
menurunkan resiko penularan terhadap bayinya, namun dalam hal berbagi ASI, seorang ibu yang positif HIV tidak dianjurkan untuk mendonorkan ASI (kekhawatiran terhadap resiko penularan serta efek sampingan dan terapi pengobatan yang sedang dijalankan). Di luar negeri, ASI donor secara rutin dipanaskan dengan metode flash heating, karena virus HIV dapat di non-aktifkan dengan memanaskan ASI pada suhu derajat yang tinggi. Flash heating dapat juga dilakukan di rumah.

2.2.1.2               Hepatitis B dan C
      Secara teori, memang ada kemungkin resiko penularan virus Hepatitis B dan C, tetapi ini hanya akan terjadi apabila ASI yang didonorkan terkontaminasi oleh darah seorang ibu yang menderita penyakit tersebut (kontaminasi darah dalam ASI yang disebabkan, misalnya, oleh putting luka/lecet)
2.2.1.3           TBC

Resiko penularan TBC melalui ASI donor hampir tidak ada, kecuali apabila ibu yang mendonorkan ASI menderita infeksi TBC yang memang terlokalisasi di daerah payudara, kasus yang sangat jarang terjadi. Resiko penularan TBC pada seorang bayi yang sedang menyusu akan terjadi ketika ibunya yang terinfeksi dengan penyakit tersebut bernafas atau batuk tepat di muka bayinya, sehingga partikel-partikel TBC akan terhirup langsung oleh bayi. Penularan tidak terjadi melalui ASI.

2.2.1.4        CMV (cytomegalovirus) dan HTLV (human T lymphotropic virus)
Seorang ibu yang terinfeksi dengan CMV, maka ada kemungkinan ASI-nya juga mengadung virus tersebut sehingga timbul resiko penularan terhadap bayinya. Namun demikian, karena manfaat pemberian ASI jauh melebihi resiko penularan itu sendiri (resiko penularannya tergolong kecil), dan karena ASI mengadung zat-zat antibodi yang melindungi terhadap penyakit CMV, maka ibu yang terinfeksi CMV tetap dianjurkan untuk terus menyusui bayiny. Untuk donor ASI, ibu yang terinfeksi dengan CMV tidak dianjurkan untuk menyumbangkan ASI-nya.
      Sama dengan kasus seorang ibu yang menderita penyakit HIV/AIDS dan CMV, seorang ibu yang terinfeksi HTLV juga tidak disarankan untuk menyumbangkan ASI-nya. Namun demikian, HTLV-1 (dan seluruh sel-selnya) akan musnah dalam jangka waktu 20 menit dengan memanaskan pada suhu 56°C (atau dalam jangka waktu 10 menit pada suhu 56°C), atau membekukan pada suhu -20°C selama 12 jam.
2.2.1.5              Rokok, Narkoba dan Alkohol
Penting untuk mengetahui apakah ibu yang mendonorkan ASI adalah seorang perokok, sering mengkonsumsi alkohol (kurang dari 1 gelas per hari biasanya dianggap aman – tetapi alkohol dapat menyebabkan gangguan tidur pada bayi), dan mengkonsumsi kafein dalam jumlah yang besar (lebih dari 1-2 cangkir perhari – dapat menyebabkan bayi menjadi rewel).Penggunaan seluruh jenis narkotika dan obat-obatan terlarang adalah tidak aman.

2.2.1.6   Obat-obatan
Sebagian besar obat-obatan yang dijual secara bebas maupun yang diresepkan oleh dokter adalah tergolong aman, dan daftar obat-obatan yang termasuk tidak aman bagi seorang ibu yang menyusui sangat pendek. Contoh obat-obatan yang aman termasuk antibiotika, obat asma, tiroid dan anti-depresan.

2.2.2 Donor ASI dalam Hukum Islam
            Memang dalam hal donor ASI, yang seringkali menjadi bahan perdebatan bagi kalangan muslim adalah apakah bayi yang menerima donor ASI akan otomatis menjadi saudara sepersusuan dengan bayi yang ibunya mendonorkan ASI tersebut.

2.2.2.1        Berbagi ASI – Otomatis Menjadi Saudara Sepersusuan
      Ada sebagian golongan yang menyatakan bahwa apabila seorang bayi minum ASI dari ibu lain, baik secara langsung (dari payudara) atau tidak (dengan ASI perah), maka secara MUTLAK bayi tersebut akan menjadi saudara sepersusuan dengan bayi ibu yang mendonorkan ASI tersebut (apabila kedua bayi tersebut berlainan jenis, perempuan dan laki-laki, maka di kemudian hari dilarang untuk menikah). Dalam hal ini, sudut pandangan yang diambil adalah bahwa dengan minum 3 tegukan ASI (langsung dari payudara ataupun ASI perah), maka kedua bayi tersebut sudah otomatis menjadi saudara sepersusuan karena pertimbangan cairan ASI yang sudah masuk ke dalam tubuh bayi penerima donor.

2.2.2.2        Berbagi ASI – Tidak Otomatis Menjadi Saudara Sepersusuan
           Menurut Dr. Yusuf Qardhawi dalam Fatwa-Fatwa Kontemporer (Gema Insani Press), tidak semudah itu seorang bayi yang menyusu pada ibu lain menjadi saudara sepersusuan dengan bayi ibu tersebut. Syarat utama adalah apabila seorang bayi yang disusui oleh ibu lain, maka hal tersebut menimbulkan “…rasa keibuan yang menyerupai rasa keibuan karena nasab, yang menumbuhkan rasa kekanakan (sebagai anak), persaudaraan (sesusuan), dan kekerabatan-kekerabatan lainnya.” Kemudian, diterangkan pula bahwa, “”Adapun sifat penyusuan yang mengharamkan (perkawinan) hanyalah yang menyusu dengan cara menghisap tetek wanita yang menyusui dengan mulutnya.”Sehingga menurut pandangan Dr. Yusuf Qardhawi, bayi yang mendapatkan donor ASI dari ibu lain, yaitu ASI perah dan bukan menyusu langsung pada ibu donor tersebut, maka TIDAK akan menjadi saudara sepersusuan dengan bayi si ibu pendonor.

2.2.2.3        Hubungan Anak dengan Ibu Susu dan Saudara Sepersusuan
           ASI adalah filtrasi darah ibu sehingga ASI bisa menjadi pembawa sifat. Maka dari itulah ada hukum yang menyebutkan ibu susu dengan anak yang mendapatkan susu dari dirinya, hukumnya sama seperti halnya ibu dengan anak kandung. Begitu juga, anak-anak si ibu susu menjadi saudara sepersusuan anak tersebut.”Antara ibu susu dengan anak yang mendapat susu darinya jatuh hukum Tahrim (haram kawin-Red.) kepada mereka, tak terkecuali kepada saudara sepersusuan mereka,” (makalah Hj. Nur Endah Nizar Lc., fungsionaris Nahdatul Ulama (NU) Jatim yang juga anggota DPRD Jatim, dengan judul *Keutamaan Air Susu Ibu (ASI) Ditinjau dari Syariat Agama Islam dan Kesehatan*), karena:

2.2.2.3.1.1.1                 kegiatan menyusui anak akan selalu timbul hubungan batin Ibu yang menyusui dan bayi atau anak yang menerima ASI, akan mendapatkan hubungan yakni hubungan batin dalam bentuk kasih sayang. Sekalipun anak yang disusukan itu bukan anak kandung.

2.2.2.3.1.1.2                 Jika seorang anak disusukan wanita yang bukan ibu kandungnya, otomatis dia akan menjadi ibunya. Oleh sebab itu berlaku Tahrim sebagaimana sabda Rasullah SAW, “Bahwa menyusukan menyebabkan tahrim, sama seperti tahrimnya melahirkan, atau pengharaman sebab kelahiran.” (HR Muslim).Sekalipun begitu, antara ibu susu, anak yang disusukan, dan saudara sepersusuan bisa tidak timbul hukum Tahrim, jika :
ü  Pemberian ASI melalui jarum suntik. Maksudnya, secara tak langsung; diperah dulu lalu diberikan lewat botol susu atau sendok;
ü  ASI diencerkan, dikentalkan, dibekukan, atau dibuat bahan makanan terlebih dulu sebelum dikonsumsi;
ü  ASI dicampur air, obat, minyak, dan atau sebaliknya;
ü  ASI dicampur ke dalam makanan anak, dan atau sebaliknya;
ü  ASI ibu yang satu telah dicampur dengan ASI ibu lain baru kemudian diminumkan pada anak.

2.2.3 Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
1.      Makanan.
2.      Ketenangan jiwa dan pikiran.
3.      Penggunaan alat kontrasepsi.
4.      Perawatan payudara.
5.      Anatomis payudara.
6.      Faktor fisiologi.
7.      Pola istirahat.
8.      Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan.
9.      Faktor obat-obatan.
10.  Berat lahir bayi.
11.  Umur kehamilan saat melahirkan.
12.  Konsumsi rokok dan alkohol



BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
        Rasanya tidak ada yang menyangkal bahwa air susu ibu atau ASI merupakan makanan ideal bagi bayi yang tidak tergantikan oleh susu formula. Komposisi nutrien yang terkandung di dalam ASI sangat tepat dan ideal untuk tumbuh kembang bayi, selain juga memenuhi kebutuhan dasar anak akan kasih sayang dan stimulasi.
        Namun, karena satu dan lain hal, tak sedikit para ibu yang tidak dapat menyusui bayinya, terutama bayi prematur, karena produksi ASI belum maksimal. Di lain pihak, banyak para ibu yang memiliki ASI berlimpah sehingga sayang untuk dibuang dan
memilih untuk mendonorkannya.

3.2 Saran
      Dari segi kesehatan, sebelum berbagi ASI perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya penularan penyakit.Karena itu, sebelum mendonorkan ASI-nya, seseorang perlu melakukan skrining ada tidaknya penyakit, seperti hepatitis, HIV/AIDS, atau TBC.Para ibu yang menderita penyakit tersebut dilarang untuk mendonorkan ASI.


Daftar pustaka

file:///C:/Users/user/Downloads/Air_susu_ibu.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/data%20asi.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/Donor%20ASI%20%E2%80%93%20Aman%20Ngga%20Ya.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/Donor.ASI.dari.Sudut.Pandang.Islam.htm
file:///C:/Users/user/Downloads/index.php.htm